Selasa, 01 Februari 2011

Messi, Xavi, Iniesta, Siapakah Yang Terbaik?

Bola.net - Senin (10/1) depan akan menjadi hari bersejarah dalam sepakbola. Sebab saat itulah FIFA Ballon d'Or World Player of the Year pertama kali akan diberikan. Sebelumnya terdapat dua penghargaan untuk pemain terbaik, yaitu FIFA World Player of the Year yang pemilihannya berdasarkan suara pelatih dan kapten timnas dan Ballon d'Or Eropa Player of the Year yang berdasarkan suara wartawan. Tetapi kini dua penghargaan tersebut telah menjadi satu pada bulan Juli kemarin dengan tujuan yang sama yaitu memahkotai seorang raja lapangan hijau yang tak terbantahkan lagi kemampuannya.

Tiga finalis, semuanya berasal dari Barcelona, yaitu Lionel Messi, Xavi dan Andres Iniesta, telah menggambarkan bagaimana besarnya dominasi Blaugranas dan juga akademi La Masia, di mana ketiga pemain tersebut terasah. Tentu saja, pemilihan ketiganya menjadi finalis dirasa tidak fair oleh beberapa pihak sebab telah melupakan Wesley Sneijder, pemenang treble bersama Inter Milan dan finalis Piala Dunia bersama Belanda.
Namun keputusan telah diambil, dan hari pemilihan telah dekat, kini saatnya untuk menguji kekuatan masing-masing kandidat, dengan mengingat bahwa tidak ada kriteria konkret untuk penghargaan ini, yang memang hanya akan ditentukan oleh voting dari pelatih dan kapten tim nasional, serta wartawan.
Andres Iniesta (Barcelona/Spanyol)
Iniesta adalah salah satu pemain terbaik untuk musim panas Spanyol tahun lalu. Ia berhasil membantu memimpin negaranya untuk pertama kalinya meraih Piala Dunia 2010 bahkan dialah aktor tunggal keberhasilan Spanyol lewat gol kemenangan yang dicetaknya empat menit sebelum final memasuki adu pinalti. Iniesta membuat Spanyol menjadi pemenang dari permainan yang indah dan penuh bakat selama turnamen berlangsung di mana ia juga berhasil masuk ke dalam tim all-star dan memborong tiga penghargaan man of the match, termasuk di pertandingan final. Rapor cemerlang Iniesta bertambah panjang menyusul keberhasilannya bersama Barcelona yang memenangkan Divisi Primera dan Piala Super Spanyol.
Pada tahun 2009, Iniesta berada di urutan ke lima FIFA World Player of the Year dan juga masuk dalam nominasi untuk Ballon d'Or.
Nilai Minus Iniesta
Meskipun beberapa pihak menganggap dirinya sebagai favorit, namun tantangan terbesar justru datang dari kedua rekannya di Barcelona yaitu Messi dan Xavi. Pemain berjuluk The Illusionist's 2010 ini sebagian besar bermain di bawah bayangan rekan-rekannya. Tantangan lainnya adalah absennya Iniesta di musim 2009-10 yang berlangsung agak lama. Ia harus berada di luar lapangan dari pertengahan April sampai pada awal Piala Dunia dikarenakan cedera otot pada betisnya. Selain itu Iniesta juga sering absen sebelumnya karena beberapa cedera ringan lainnya.
Xavi Hernandez (Barcelona/Spanyol)
Di bawah bimbingan sang orkestra Barcelona, Pep Guardiola, Xavi telah mengangkat permainannya dari kelas dunia ke dalam kelompok permainan terbaik sepanjang masa. Dia adalah gelandang tengah terbesar dan pengatur serangan terhebat pada masanya.
Di Afrika Selatan 2010, ia menyelesaikan tidak kurang dari 599 dari 669 umpannya, keakuratannya mencapai 89 persen. Dia adalah otak di balik segala keberhasilan yang dicapai Spanyol dan Barcelona dalam beberapa tahun terakhir.
Kerjasamanya bersama Iniesta sangat padu, hal inilah yang kemudian menjadi masalah dalam memilih siapakah pemain terbaik di antara keduanya. Xavi, juga merupakan bintang di Piala Dunia bersama Spanyol, ia memperoleh dua man of the match.
Pada tahun 2009, ia berada di posisi ketiga untuk Ballon d'Or dan juga World Player of the Year. Kemampuan dan prestasinya mengalami peningkatan pesat di tahun 2010.
Nilai Minus Xavi
Xavi mungkin sangat Efisien pada penyerangan, namun posisinya di lapangan kadang-kadang juga membutuhkan tenaganya untuk bertahan. Meskipun Guardiola telah mengantisipasinya dengan memasang gelandang bertahan di belakang Xavi dan Iniesta, biasanya Sergio Busquets, kadang-kadang Javier Mascherano, tetapi lawan yang pintar akan tahu untuk memanfaatkan celah pada Xavi. Mereka akan berusaha menempatkan beberapa gelandang untuk mengepung dan merebut bola dari penguasaanya dan kemudian melancarkan serangan balik yang cepat. Begitulah cara Inter Milan menendang Barcelona dari semifinal Liga Champions 2009-10. Dan Xavi menjadi bagian penyebab kegagalan klubnya untuk mempertahankan gelar Eropa tersebut.
Lionel Messi (Barcelona/Argentina)
Messi telah menjadi favorit untuk penghargaan ini. Tanpa ragu, ia adalah pemain dunia yang paling terampil dan spektakuler saat ini. Kecemerlangannya bersama Barcelona selalu dibanding-bandingkan dengan bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo, sebagai yang terhebat saat ini. Dengan bentuk permaianannya akhir-akhir ini, Messi mungkin memiliki momentum tambahan untuk menang di pemungutan suara.
Sebelumnya ia telah memenangkan dua penghargaan Ballon d'Or (yang dipilih oleh wartawan) dan juga FIFA World Player of the Year 2009 (yang dipilih oleh pelatih dan kapten). Pada tahun 2007 dan 2008, dia menjadi runner-up untuk FIFA Player of the Year dan berada di posisi ketiga dan kedua untuk Ballon d'Or. Ia kemudian berhasil menyelesaikan musim 2009-10 dengan 47 gol dan 13 assist di semua kompetisi (di satu waktu ia mencetak 11 gol dalam lima pertandingan). Kini Messi sudah mengoleksi 27 gol dan 14 assist di semua kompetisi di musim 2010-11. Messi juga menetapkan rekor Divisi Primera dengan mencetak 42 gol dalam 36 pertandingan di tahun kalender 2010, memecahkan rekor Mariano Martin dari 38 gol di tahun 1943
Nilai Minus Messi
Ini adalah hal yang sulit. Tapi kemungkinan halangan terbesar di resume Messi untuk merebut penghargaan ini adalah dirinya tidak seperti Xavi dan Iniesta, Messi bukanlah juara dunia. Perjalanannya bersama Argentina di Piala Dunia 2010 hanya berakhir di perempat final. Kinerja Messi di Timnas tidak mendekati bentuk terbaiknya di Barcelona. Hal ini semakin memperkuat anggapan yang menyebutkan Messi tidak mampu bermain maksimal untuk Argentina karena tidak ada Xavi dan Iniesta yang mendukungnya seperti di Barcelona. Messi bahkan tidak termasuk dalam tim all-star di Piala Dunia.
Jadi siapakah yang akan keluar sebagai yang terbaik? Persaingan para finalis ini pada akhirnya akan berakhir pada sebuah pertanyaan filosofis: Tanpa otak, apakah kaki akan mencetak gol? Yang artinya mampukah Messi mencetak banyak gol tanpa layanan eksklusif Xavi dan Iniesta?
Tanpa Xavi dan Iniesta, yang dibuktikan di Piala Dunia, sihir Messi menghilang. Sebaliknya, siapa yang akan menjadi pembunuh di depan dari umpan-umpan Xavi jika Messi tidak ada di sana untuk memanfaatkan mereka?
Hmm.. pilihan yang sangat sulit, jadi siapakah pilihan Anda?

Menurut Anda siapakah yang paling pantas meraih FIFA Ballon d'Or World Player of the Year 2010 dari ketiga finalis di bawah ini?

"Lionel Messi is an exceptional player"

Bola.net - Oleh: Jeffrie Liem
"No-one can deny that Lionel Messi is an exceptional player" ucap Presiden FIFA Sepp Blatter orang nomor satu di badan tertinggi sepak bola dunia tersebut terkait pria yang baru saja memenangkan lagi Ballon d'Or.
Apakah kata-kata seperti itu berlebihan? Saya kira tidak, memang akan sulit bagi setiap orang untuk menyanggah bahwa Messi memang pesepakbola yang luar biasa, rasanya pantas jika ia disebut sebagai pemain yang harus mendapatkan pengecualian.
Pada akhirnya memang Messi lah yang menang lagi. Setelah memenangkannya pada tahun 2009, Lionel Messi sekali lagi dianggap sebagai pemain terbaik di dunia di tahun 2010. Tidak ada keraguan bahwa, sekarang, Lionel Messi adalah raja dari dunia sepakbola.
Sepanjang sejarahnya, penghargaan FIFA selalu diberikan kepada pemenang Piala Dunia, tetapi kali ini rupanya hasilnya berbeda dari kebiasaan, salah satu pemain paling berbakat dunia saat ini mengakhiri tradisi tersebut.
Mungkin sedikit tidak adil untuk Xavi dan Iniesta, yang keduanya bias dikatakan "absolutely" adalah pemain yang brilian yang berhasil memimpin Spanyol merebut Piala Dunia setelah puluhan tahun menemui kegagalan. Akan tetapi mereka dapat dikatakan "tidak beruntung" karena bermain di era yang sama dan juga di tim yang sama dengan Lionel Messi.
Bahkan mereka mengakui, selama bermain bersama, bahwa bakat luar biasa Messi telah menempatkan dirinya ke tingkat level yang berbeda. Menjadi nomor 2 dan nomor 3 bukanlah hal yang buruk, terutama jika kita menganggap bahwa angka 1 memang pantas untuk Lionel Messi.
Pemain asal Argentina tersebut telah memiliki tahun-tahun yang benar-benar luar biasa di Barcelona. Dalam 52 pertandingan terakhir, ia telah mencetak 61 gol, sambil juga membantu dengan lebih dari 25 assist. Ketika tampaknya tidak mungkin, ia telah meningkatkan permainannya ke tingkat yang lebih tinggi. Apa yang dilakukannya kepada Arsenal di Liga Champions tahun lalu tidak akan pernah terlupakan.
Pada usia 23 tahun, Messi telah memenangkan dua Ballon d'Or, bahkan ia belum mencapai puncaknya. Dalam beberapa dekade di depannya didukung tim yang hebat di sekelilingnya, kemungkinan besar Messi akan mengalahkan mengalahkan rekor Platini, Zidane, Ronaldo dan Van Basten dengan tiga Ballon d'Or.
Tanda-tandanya sudah bisa kita lihat sambil berjalannya musim ini, hanya peristiwa-peristiwa yang sangat tak terdugalah yang bisa mengambil Ballon d'Or 2011 dari Lionel Messi. Mampukah Messi?
(Ble/bola)

Data Statistik Ballon d'Or

Bola.net - Oleh: Ronny Wicaksono
Pekan ini, Lionel Messi resmi ditahbiskan menjadi Pemain Terbaik Dunia kedua untuk kali kedua berturut-turut dan padanya pun dianugerahkan trofi bergengsi Ballon d'Or - yang dulu diberikan untuk Pemain Terbaik Eropa.
Seperti sudah diketahui, mulai tahun ini penyelenggara award sebelumnya yakni majalah France Football berasimilasi dengan FIFA demi menyatukan dua gelar bergengsi - Pemain Terbaik FIFA dan Ballon d'Or, melebur menjadi FIFA Ballon d'Or.
Dan La Pulga pun menjadi pemain pertama yang mencicipi penghargaan baru ini.
Namun dari penyelenggaraan sebelumnya, ada sejumlah data dan angka yang menjadikan trofi ini menjadi begitu melegenda. Berikut ini BOLA.NET menyusunnya untuk Anda:

1
Adalah jumlah kiper yang mendapatkan trofi prestisius ini, yakni kiper legendaris Rusia, Lev Yashin di tahun 1963. Prestasi pemain berjuluk Black Spider ini nyaris disamai oleh Oliver Kahn dan Gianluigi Buffon, namun keduanya gagal. Kahn hanya bisa menduduki tempat ketiga di tahun 2001 dan 2002, sementara Buffon menempati ranking kedua di tahun 2006.


LEGENDARIS: Michel Platini, satu di antara peraih Ballon d'Or paling sukses (C)Sport24

3
Jumlah rekor untuk raihan terbanyak dan hanya tiga pemain sanggup melakukannya: Michel Platini (1983, 1984, 1985), Johan Cruijff (1971, 1973, 1974) dan Marco Van Basten (1988, 1989, 1992). Di antara ketiganya, Platini adalah yang paling istimewa karena meraihnya dalam tiga tahun beruntun.
4
Jumlah pemain Prancis yang memenangkan penghargaan individual ini. Di samping Platini, masih ada Raymond Kopa (1958), Jean-Pierre Papin (1991) dan juga Zinedine Zidane (1998).

5
Jumlah pencalonan yang dicatat oleh Franz Beckenbauer dan Michel Platini. Menjadi pemenang di tahun 1972 dan 1976, Der Kaizer hanya mampu finis ketiga di tahun 1966 dan menjadi runner up di tahun 1974 serta 1975. Sementara Platini, di luar tiga gelar yang dimenangkannya, juga finis ketiga di tahun 1977 serta 1980.

7
Jumlah terbanyak pemenang Ballon d'Or dari satu negara, dicatat oleh Jerman dan Belanda. Prancis menguntit di belakang mereka dengan 6 kali mengirimkan pemainnya sebagai pemenang, sementara pemain asal Inggris, Italia dan Brasil telah 5 kali menjadi pemenang.

8
Jumlah terbanyak pemenang Ballon d'Or dari satu klub, dibagi oleh tiga tim yakni FC Barcelona, Juventus dan AC Milan. Ketiganya memiliki masing-masing delapan pemain yang menerima penghargaan tersebut setelah bermain setidaknya selama separuh musim dengan kostum klub. Di bawahnya ada Real Madrid (6 pemain) dan Bayern Munich (4 pemain).

20
Jumlah pemenang Ballon d'Or yang bermain di Serie A Italia - terbanyak mengalahkan La Liga (14 pemenang), Bundesliga Jerman (9 pemenang) dan Liga Inggris (6 pemenang).


TERMUDA: Ronaldo saat meraih Bllon d'Or di usia 21 tahun (c)Sport24

21
Usia termuda pemenang Ballon d'Or yang dicatat oleh Ronaldo di tahun 1997.41
Usia paling tua yang menjadi pemenang Ballon d'Or. Dibukukan oleh Stanley Matthews yang meraihnya pada edisi pertama penyelenggaraan di tahun 1956.

1613
Tahun dibentuknya pengrajin batu permata yang membuat trofi Ballon d'Or, Mellerio dits Meller. Trofi itu sendiri terbentuk dari dua lingkaran bola kuningan dan dicelup ke dalam emas cair, dengan ukuran tinggi 31 cm dan diameter 23 cm.
1995
Tahun di mana trofi Ballon d'Or untuk kali pertama diberikan pada pemain dari luar benua Eropa. Sebelumnya, pemain macam Pele, Garrincha, Maradona atau Romario tak bisa memenangkan trofi ini. Namun sejak 1995, dari 15 penghargaan yang telah diberikan, tujuh di antaranya digondol oleh pemain non-Eropa termasuk lima trofi yang direbut para pemain Brasil. (bola/row)

Kekalahan-Kekalahan Besar Dalam Sepak Bola

Bola.net - Oleh: Ronny Wicaksono
Banyak sekali pertandingan sepak bola yang hanya menghasilkan sedikit gol, bahkan ada juga laga di mana tak satu kali pun bola bersarang di gawang. Namun tak jarang juga terjadi pesta gol dalam satu pertandingan.
Bulan Oktober lalu, hadir satu momen memalukan untuk klub papan atas Belanda, Feyenoord. Tanpa ampun mereka dilibas rivalnya di Eredivisie, PSV Eindhoven sepuluh gol tanpa balas!
Kekalahan tersebut merupakan yang terburuk dalam 102 tahun sejarah klub yang bermarkas di kota Rotterdam itu. Jawara 14 kali Liga Belanda itu pun kini terseok-seok di papan tengah klasemen.
Selain nasib buruk yang dialami Feyenoord, berikut ini adalah beberapa kekalahan-kekalahan besar yang pernah terjadi di lapangan hijau:
Arbroath 36-0 Bon Accord (1885)
Kesalahan administratif membuat klub kriket Aberdeen Orion diundang untuk bermain di Piala Skotlandia sebagai pengganti Aberdeen Orion FC, membuat Arbroath FC mampu mencatat rekor kemenangan terbesar di dunia sepak bola Inggris Raya.
Situasi tersebut terjadi karena memang banyak klub yang memainkan banyak cabang olahraga lain, tetapi gabungan para pemain kriket dari klub Orion menerima undangan tersebut dan mengadopsi nama Bon Accord untuk menandai debut sepak bola mereka.
Pemain Arbroath, John Petrie yang masih berumur 18 tahun kala itu, menghasilkan rekor 13 gol sementara laporan yang ada menunjukkan jika Bon Accord tidak satu kali pun melakukan tembakan ke arah gawang. Kiper Arboath, Jim Milne Snr bahkan sampai harus meminjam sebuah payung dari temannya di tribun penonton, sementara wasit Dave Stormont mengakui bahwa skor yang tercipta sudah cukup bagus untuk Bon Accord karena dia sudah "menghapus tujuh gol" atas dasar keputusan offside yang "sangat meragukan".
Bulan September 1987, Orion FC mampu memenuhi undangan yang sebenarnya ketika mereka lagi-lagi bersua Arbroath di putaran pertama Piala Skotlandia. Dan Arbroath masih menang dengan skor 18-0 kala itu.
Dundee Harp 35-0 Aberdeen Rovers (1885)
Ketika Arbroath mencatat kemenangan mereka atas Bon Accord dengan skor 36-0 pada 12 September 1885, Dundee Harp hampir saja menyamai rekor mereka melawan tim lain dari kota Aberdeen, di tempat lain yang berjarak kurang lebih 20 mil.
Wasit sebenarnya mencatat 37 gol ketika Harp menghancurkan Aberdeen Rovers, tetapi mantan sekretaris klub hanya mencatat 35, dan wasit - yang mengaku sudah berusaha keras untuk memantau catatan gol tersebut - akhirnya menulis 35-0 sebagai hasil resmi.
Preston 26-0 Hyde (1887)
Masih menjadi rekort dari pertandingan kompetitif di Inggris, adalah saat Preston mengalahkan Hyde - yang didirikan 2 tahun sebelumnya, 26-0 di putaran pertama Piala FA.
Kehebatan skuad Preston tidak terlepas dari peran Major William Sudell, seorang manajer pabrik kapas yang datang di klub tersebut ketika masih remaja tahun 1867 sebelum menjadi ketua klub. Dia melakukan revolusi di klub dengan memasukkan beberapa pemain dari Skotlandia.
Sudell, menjanjikan para pemain Skotlandia itu pekerjaan di pabrik miliknya disertai gaji untuk penampilan mereka. FA dengan tegas melarang hal tersebut dengan dalih profesionalisme. Tim Sudell pun didepak dari Piala FA tahun 1884 setelah menang atas Upton Park setelah klub asal kota London itu mengajukan protes bahwa Preston telah membayar para pemainnya secara legal.
Tahun 1885, kebijakan FA mengenai gaji pemain melunak, dan Sudell pun bersinar. Dengan skuad superior yang dimilikinya, Sudell mengadopsi formasi 2-3-5 dan menggunakan papan tulis untuk menjelaskan taktiknya, dan kemenangan atas Hyde tahun 1887 menggambarkan mereka sudah jauh lebih maju dibandingkan tim lain yang seangkatan.
Mereka memang kalah dari West Brom di final Piala FA Tahun itu dengan skor 3-1, tetapi mereka mengunci posisi mereka dalam sejarah di musim perdana Football League tahun 1988-1989, memenangkan liga dan piala domestik tanpa pernah kalah di mana mereka akhirnya dikenal dengan sebutan Invincibles.
Hungaria 7-1 Inggris (1954)
Melihat penampilan Ferenc Puskas yang gemuk ketika Hungaria tiba di Wembley tahun 1953, seorang pemain dari Inggris yang tidak diketahui identitasnya mengatakan sesuatu yang kemudian menjadi terkenal: "Lihat laki-laki gemuk yang mungil itu. Kita akan membantai tim ini."
Memang naif untuk mengatakan hal tersebut karena pada akhirnya, dengan reputasi Hungaria yang semakin berkembang di Eropa, mereka justru membantai Inggris dengan kemenangan 6-3 sekaligus mengakhiri reputasi tuan rumah yang tak terkalahkan selama 90 tahun ketika bermain di kandang melawan tim dari luar kepulauan Inggris.
Bulan Mei tahun berikutnya, Inggris pergi ke Budapest untuk mengembalikan martabat mereka. Di sana, mereka menderita kekalahan 7-1 , melampaui kekalahan 7-2 dari Skotlandia tahun 1878 dan masih menjadi kekalahan terburuk dalam sejarah mereka.
Manchester United 10-0 Anderlecht (1956)
Chelsea, menjuarai Liga Inggris tahun 1954-55, namun mengundurkan diri dari pertandingan Liga Champion Eropa periode pertama atas saran Alan Hardaker, sekretaris Football League. Sikapnya yang menentang kompetisi ini timbul karena sikap rasis terhadap Eropa dan juga keinginan untuk memastikan bahwa Liga Inggris masih menjadi trofi yang paling diinginkan para klub.
Ketika United memenangkan liga di tahun 1955-56, Matt Busby berniat ikut bagian pada kompetisi baru Eropa tersebut, dan menentang upaya Hardaker untuk mencegah mereka melakukannya. Skuad yang dikenal dengan nama Busby's Babes pun segera memberi kesan.
Pada 12 September 1956, United mengalahkan Anderlecht, juara Belgia, pada putaran pertama. Mereka menang 2-0 di Brussels lewat pertandingan ketat di mana kiper Ray Wood melakukan serangkaian aksi penyelamatan gemilang.
Pertandingan leg kedua diadakan di stadion Maine Road karena Old Trafford kekurangan lampu sorot. Pertandingan tersebut pun menjadi arena pembantaian dengan Dennis Viollet mencetak empat gol diikuti Tommy Taylor dengan tiga gol. Busby berencana membuat United menjadi tim terbaik dunia, tetapi mereka kalah 5-3 di laga semifinal tahun itu oleh sang juara, Real Madrid, yang kemudian mendominasi di periode awal kompetisi.
Hungaria 10-1 El Salvador (1982)
Hungaria merupakan tim pertama dan satu-satunya yang meraih kemenangan dengan dua digit di Piala Dunia ketika mereka mengalahkan El Salvador pada laga pembuka edisi 1982 di Spanyol.
El Salvador mengalami debut yang cukup sulit di tahun 1970, ketika mereka gagal mencetak gol di tiga kekalahan beruntun mereka. Pelatih Mauricio 'Pipo' Rodriguez masih memberi kesan yang positif atas kekalahan 10-1 mereka: "Saya senang sekaligus sedih. Saya senang karena kami berhasil mencetak gol pertama kami di Piala Dunia, tetapi jumlah gol dalam kekalahan kamilah yang membuat saya sedih ."
Spanyol 12-1 Malta (1983)
Kalah 2-1 dari Belanda dan menempati posisi kedua dari belakang pada kualifikasi Eropa tahun 1984 membuat Spanyol memiliki peluang kecil menuju putaran final di Prancis. Kedua tim berhadapan dengan Malta di partai terakhir, dan setelah Belanda menang 5-0 tanggal 17 Desember, Spanyol membutuhkan sebelas gol empat hari berikutnya jika ingin sampai ke final.
Tampak secercah harapan untuk Spanyol ketika mereka mencetak skor 3-1 pada paruh permainan pertama, dan secara luar biasa mereka mencetak sembilan gol lagi di sisa pertandingan.
Kiper Malta John Bonello menjadi figur yang terkenal di Spanyol dan di tahun 2006, dia menjadi bagian dari iklan bir Amstel di negara tersebut, dengan label el amigo perfecto, dan meski banyak dicerca di Malta, Bonello justru merasa 'tersanjung' karenanya.
"Bagaimanapun juga kekalahan 12-1 adalah fakta, tapi itu hanya pembuka menuju iklan tersebut," ucapnya kepada jurnalis Malta Today. "Kalian menilainya salah. Mereka memilih saya karena saya adalah atlet, bukan karena hasil dari pertandingan tersebut. Saya terpilih dari ribuan kandidat. Siapapun yang menganggap iklan itu sebagai penghinaan, justru berpikiran bodoh."
Manchester United 9-0 Ipswich (1995)
Meski tanpa pemain kunci Eric Cantona yang absen karena skors untuk waktu yang lama, United membukukan kemenangan terbesar mereka di Liga Premier ketika mereka membantai Tractor Boys di Old Trafford dengan lima gol dicetak Andy Cole dan dua lagi oleh Mark Hughes. Walau demikian Blackburn masih memimpin klasemen sementara, dan striker Alan Shearer tak peduli dengan performa United. "Tidak ada laga yang mudah di Liga Premier," terangnya, "kecuali jika Anda melawan Ipswich di kandang."
United menyelesaikan musim itu dengan terpaut satu poin di belakang Blackburn sedangkan Ipswich menempati posisi bawah dengan kebobolan 93 gol.
Australia 31-0 American Samoa (2001)
Kemenangan tunggal American Samoa hingga saat ini terjadi ketika melawan Wallis and Futuna tahun 1983, dan mereka kalah 13-0 serta 9-0 masing-masing melawan Fiji dan Samoa di kualifikasi Piala Dunia 2002 sebelum melawat ke kandang Australia.
"Takut bukan kata-kata yang tepat," terang pelatih American Samoa, Tunoa Lui sebelum perjalanan. "Kami akan meminta pertolongan dari atas. Kami meminta Tuhan untuk memperkecil skor."
The Socceroos, yang baru saja menang 22-0 atas Tonga, membutuhkan waktu sepuluh menit untuk membuka pundi gol mereka kala itu, namun mereka sudah menyarangkan empat gol di menit 14. Archie Thompson menyelesaikan pertandingan tersebut dengan melesakkan 13 gol, dan kebingungan pun mencuat akan jumlah gol yang tercipta dan FIFA pun sampai harus menunggu laporan wasit sebelum membenarkan hasil pertandingan.
Membukukan 53 gol tanpa kebobolan di dua pertandingan pembuka kualifikasi grup Oceania, boss Australia Frank Farina tidak terkesan dengan standar lawan mereka dan Australia pun memilih untuk hijrah ke Federasi Sepak Bola Asia di awal tahun 2006.
AS Adema 149-0 Stade Olympique de L'Emyrne (2002)
Asosiasi sepak bola Madagaskar memutuskan untuk melarang beberapa pemain SO l'Emyrne dan pelatihnya, setelah mereka memutuskan untuk memprotes keputusan wasit yang membuat mereka kehilangan gelar juara dengan cara menembakkan bola ke gawang mereka sendiri.
Juara bertahan SO l'Emyrne ditahan imbang 2-2 oleh Domoina Soavina Atsimondrano oleh keputusan penalti yang kontroversial di menit akhir dalam turnamen bersistem round-robin untuk menentukan gelar juara liga.
Hasilnya, mereka memilih untuk menggunakan pertandingan terakhir mereka melawan sang juara yang baru, Adema, untuk menjelaskan posisi mereka. Para pemain Adema tidak mencetak gol-gol tersebut. Mereka hanya berdiri terpana, melihat sang lawan mencetak sejarah kekalahan kompetitif terbesar sepanjang sejarah dunia sepak bola. (bola/row)

Penyebab Torres Ngotot Pindah ke Chelsea

Bola.net - Oleh: Chandra Wijaya
Menjelang ditutupnya bursa transfer bulan Januari ini, semua perhatian terpusat pada satu nama, Fernando Torres. Striker andalan utama Liverpool itu dalam beberapa hari ini dikabarkan sedang gencar ditawar oleh Chelsea. Dan ternyata berita itu bukan isapan jempol belaka.
Jumat, 28 Januari 2011, Liverpool secara resmi mengumumkan kalau mereka telah menolak tawaran Chelsea untuk mendapatkan Torres. Hal mengejutkan itu tidak berhenti sampai di situ saja. Setelah berita, Liverpool menambahkannya dengan pernyataan yang tidak kalah menghebohkan. Mereka menyatakan di situs resmi klubnya kalau Torres sendiri telah menuliskan permintaan resmi pada klub agar mau menjualnya. Meski langsung ditolak oleh klub, tetapi paling tidak, satu tabir telah terbuka lebar, yaitu Torres secara terang-terangan ingin pindah dari Liverpool. Hal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Kenapa tiba-tiba Torres meminta seperti itu? Padahal dia masih terikat kontrak dengan klub sampai tahun 2013 dan dia tidak pernah sekalipun secara terang-terangan meminta untuk pindah. Bahkan beberapa kali dia menyatakan tetap akan di Liverpool. Belum lagi dia adalah pujaan utama dari para publik Anfield selain Steven Gerrard tentunya.
Kita akan melihat beberapa alasannya yang membuat Torres begitu terlihat ngotot untuk dijual, ketika Chelsea datang dengan tawaran besar untuk menggaetnya.
1. Kesempatan Bermain di Liga Champions
Sewaktu masih di Atletico Madrid, dia telah melepaskan enam musim lamanya untuk tidak bermain di Liga Champions demi kecintaannya pada klub yang membesarkannya itu.
Dia sekarang sudah satu tahun tidak bermain di kompetisi paling top di Eropa itu bersama Liverpool. Dia merasa tidak ingin membuang waktu lagi. Torres merasa karirnya masih perlu berkembang dan ingin bergabung dengan tim yang mampu bersaing di level tertinggi.
Sementara saat ini Liverpool masih berkutat di posisi ketujuh klasemen sementara Liga Inggris dan berjarak 9 poin dengan Chelsea yang berada di posisi keempat. Memang secara matematis, peluang mereka masuk ke zona Liga Champions masih terbuka lebar, tetapi dia tetap khawatir penampilan timnya yang kurang konsisten akan membuatnya 2 musim tanpa merasakan tingginya persaingan di Liga Champions.
2. Liverpool Dianggap Ingkar Janji
Torres menginginkan jaminan kuat atas masa depan klub ketika Liverpool diambil alih oleh pemilik baru. Tapi pihak Torres merasa janji itu tidak ditepati. Torres merasa Liverpool sekarang bukan lagi seperti klub pada saat dia pertama kali bergabung.
Dia merasa pesimis dengan masa depan klub dan kesabarannya sudah makin menipis dengan tidak adanya aktivitas investasi yang signifikan sejak pengambilalihan tersebut. Keluarnya Roy Hodgson dan pengangkatan Kenny Dalglish memang merupakan langkah yang bagus, tetapi tetap tidak cukup baginya. Apalagi Liverpool hanya membuat satu langkah penting dalam bursa transfer, yaitu berusaha untuk mendapatkan striker Uruguay, Luis Suarez.
3. Penjualan Dirinya Akan Datangkan Keuntungan Besar
Torres berharap Liverpool tahu kalau penjualan dirinya adalah solusi yang terbaik bagi semua pihak.
Liverpool membeli Torres dengan harga 23 juta pounds. Liverpool bisa mendapatkan keuntungan lebih dari 20 juta pounds jika mau menjualnya. Uang itu bisa digunakan Liverpool untuk mendatangkan beberapa pemain lain yang dibutuhkan oleh Liverpool.
4. Tidak Ingin Gagal ke Chelsea Untuk Kedua Kalinya
Chelsea ternyata telah menawar Torres di bursa transfer musim panas lalu, tetapi striker itu telah diberitahu kalau dia tidak bisa pindah selama klub masih berada dalam proses penjualan. Pada saat itu, Torres meminta jaminan kalau dia akan bisa meninggalkan klub kalau ada tawaran yang bisa diterima klub. Perjanjian itu dibuat bersama Kristen Purslow, direktur yang kini telah meninggalkan klub.
Dan juga diyakini ada klausul buy-out dalam kontrak Torres, kalau dia akan diperbolehkan pindah klub kalau ada klub yang berani menawarnya dengan harga 50 juta pounds. Dia merasa Chelsea akan menaikkan tawarannya untuk bisa menyamai klausul buy-out ini.
5. Kedatangan Luis Suarez
Ajax telah menerima tawaran 22,8 juta pounds dari Liverpool untuk penyerangnya, Luis Suarez. Berarti selangkah lagi Liverpool akan mendapatkan penyerang yang cukup bersinar di Piala Dunia 2010 itu. Dengan begitu, jika Torres pergi, Liverpool dianggap sudah mendapatkan pengganti yang sepadan.
6. Langsung Bisa Bermain di Liga Champions Bersama Chelsea
Jika dia sekarang bergabung dengan Chelsea, Torres tetap bisa bermain di Liga Champions meskipun sebelumnya sudah memperkuat Liverpool di Liga Europa. Karena itu keinginan terbesarnya bisa bermain lagi di Liga Champions akan segera tercapai. Apalagi Chelsea saat ini berhasil lolos ke babak 16 besar Liga Champions.
7. Kenaikan Gaji
Dipercaya Chelsea telah menawarinya kontrak dengan jumlah gaji yang fantastis, 200 ribu pounds per pekan. Saat ini bersama Liverpool, Torres menerima gaji 110 ribu pounds per pekan yang didapatnya saat menandatangani kontrak baru pada bulan Mei 2009.
Menurut Anda, sudah benarkah langkah Torres yang terlihat begitu ngotot pindah dari Liverpool? (bola/cax)

Jepang Sang Penguasa Asia

Bola.net - Jepang milik arahan Alberto Zaccheroni berhasil menorehkan sejarah di Piala Asia, setelah mereka menang tipis 1-0 dari Australia di Final dengan gol di babak perpanjangan waktu, Minggu (30/11).
Ketika Final Piala Asia 2011 dipanggungkan, Jepang dan Australia sama-sama ngotot untuk menorehkan sejarah, maka tak heran jalannya laga langsung bertempo cepat setelah wasit meniup peluit kick off.
Australia melakukan gebrakan cepat, Harry Kewell langsung menjadi pemain pertama yang melakukan shoot on goal ketika tembakan keras dari luar kotak penaltinya masih mampu diamankan oleh kiper Jepang, Kawashima.
McKay kembali menghadirkan ancaman bagi pertahanan Jepang ketika ia menemukan ruang yang cukup terbuka di samping kiri, namun tembakannya masih melebar saja.
Jepang kemudian balik memegang kendali, serunya laga mulai terasa ketika Samurai Biru bisa mengimbangi dengan juga sering menebar serangan, dan akhirnya kedua belah tim pun mampu saling jual beli serangan.
Mulai dari Endo dan Keisuke Honda beberapa kali kerap merepotkan pertahanan dari Australia, sayangnya ketika wasit meniup peluit tanda interval 45 menit babak pertama tetap saja skor masing 0-0.
Babak kedua kembali dimulai sesaat kemudian Australia kian trengginas demi ambisi menjadi juara Piala Asia untukn kali perdananya, Kewell dan Cahill menjadi tokoh utama dengan peluang-peluang mereka.
Gelandang Australia, Wilkshire, melepaskan umpan silang yang membahayakan kiper Jepang dan menghadirkan situasi kemelut di garis gawang, bola sempat diklaim pemain Aussie telah melewati garis, namun wasit tak bergeming.
Tak patah arang dengan hal itu, pasukan negeri kanguru terus tancap gas, Jepang sempat tertekan, namun sesekali juga melakukan serangan balik, salah satunya tembakan jarak jauh Honda yang masih bisa ditepis Schwarzer.
Kiper Jepang Kawashima nampaknya layak dijadikan sebagai kandidat man of the match laga ini, tercatat dua kali ia mengagalkan peluang yang begitu matang dari Harry Kewell, mantan pemain Leeds tersebut sempat menyerobot bola pendek bek Jepang, namun sang kiper menggagalkan aksinya.
90 menit laga berakhir waktu normal, skor masih tetap 0-0 tak pelak wasit memberikan babak tambahan ekstra, di 15 menit babak tambahan pertama Jepang bisa dibilang begitu beruntung.
Dua kali penyelamatan kiper Kawashima yang terbilang luar biasa membuat mereka selamat, dan belum terjebol gawangnya oleh Australia.
Robbie Kruse yang baru saja masuk sebagai pengganti Kewell menanduk bola crossing Bret Emerton, namun Kawashima mampu meninju bola yang 90 persen harusnya sudah mengarah masuk.
Gol akhirnya tercipta di babak kedua waktu tambahan, sebuah skenario serangan balik Jepang dari sisi kiri lapangan, membuat Yuto Nagatomo mampu mengirimkan umpan silang ke kotak penalti.
Pemain pengganti Tadanari Lee yang berdiri bebas dan tak terkawal, menyambut bola crossing tersebut dengan sebuah sepakan first time yang cantik, bola menembus gawang Scwarzer yang hanya bisa terkesima.
Ketika wasit meniup peluit panjang, para pemain Samurai Biru langsung berhamburan merayakan kemenangan mereka, Jepang bersama Alberto Zaccheroni berhasil menorehkan sejarah baru, Jepang menjadi negara yang paling banyak mengoleksi gelar juara Piala Asia yakni sebanyak 4 kali. (bola/lex)

Profil FC Barcelona

Barcelona merupakan cerminan sikap politik sayap kiri Spanyol, sikap kaum tertindas, sebuah bangsa  (Katalonia) yang hanya akan menjadi bagian dari sebuah negara.
Melalui Barcelona inilah orang Katalonia ingin menunjukkan kelebihan mereka dari penjajah Spanyol. Terutama jika klub ini berhadapan dengan Real Madrid, yang sejak tahun 1930-an jamannya Jendral Franco merupakan klub favorit pemerintah Spanyol, klub ini mempunyai semboyan 'Boleh kalah dengan klub lain, asal tidak dengan Real Madrid'.
Manuel Vazquez Montalban, seorang penulis terkenal dari Spanyol menyebutkan, Barcelona sebagai senjata pamungkas bagi sebuah bangsa tanpa negara.
Karena misi yang dianggap suci oleh orang Katalonia itulah, Barcelona selalu menjaga kemurnian tujuan klub. Mereka tidak mau disamakan dengan klub lain, dan tidak mau tunduk dengan nilai-nilai komersial. Karena itulah sampai sekarang Barcelona merupakan satu-satunya klub yang tidak mengijinkan kostumnya dipasangi iklan.
Barcelona merupakan satu-satunya klub di Eropa yang presidennya dipilih oleh pemegang tiket musiman (pendukung paling murni), bukan pula oleh dewan direktur dan bukan pemegang modal. Calon Presiden klub berdebat di televisi, berkampanye mengajukan program layaknya pemilihan Presiden sebuah negara.
Klub ini dijuluki 'Barca' dan 'Los Azulgranas' karena berkostum warna biru dan merah tua, yang konon warna biru merah secara sengaja diambil dari bendera Prancis sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintahan Spanyol di Madrid.
Klub ini juga pernah dihuni pemain-pemain kelas dunia seperti: Johan Cruyff, Maradona, Ronald Koeman, Gary Lineker, Rivaldo, Luis Figo dan juga sang fenomenal Ronaldo.
DATA KLUB
Nama lengkap : Barcelona Foot Ball Club
Julukan : Barca, Los Azulgranas
Berdiri : 29 Nopember 1899
Stadion : Nou Camp, Barcelona-Spanyol
Kapasitas : 98.600 penonton
Kostum : Garis-garis Merah Biru-Biru (Kandang), Oranye-Hitam (Tandang)
Presiden : Joan Laporta Estruch
Pelatih : Josep Guardiola
PEMAIN MUSIM 2010-2011:
Kiper:
1 Victor Valdes
13 Jose Manuel Pinto
Bek:
2 Dani Alves
3 Gerard Pique
5 Carles Puyol (captain)
18 Gabriel Milito
19 Maxwell
21 Adriano
22 Eric Abidal
Gelandang:
6 Xavi Hernandez
8 Andres Iniesta
14 Javier Mascherano
15 Seydou Keita
16 Sergio Busquets
Penyerang:
7 David Villa
9 Bojan Krkic
10 Lionel Messi
11 Jeffren Suarez
17 Pedro Rodriguez
PRESTASI:
La Liga : 20 kali (1928-29, 1944-45, 1947-48, 1948-49, 1951-52, 1952-53, 1958-59, 1959-60, 1973-74, 1984-85, 1990-91, 1991-92, 1992-93, 1993-94, 1997-98, 1998-99, 2004-05, 2005-06, 2008-09, 2009-10)
Copa Del Rey : 25 kali (1909-10, 1911-12, 1912-13, 1919-20, 1921-22, 1924-25, 1925-26, 1927-28, 1941-42, 1950-51, 1951-52, 1952-53, 1956-57, 1958-59, 1962-63, 1967-68, 1970-71, 1977-78, 1980-81, 1982-83, 1987-88, 1989-90, 1996-97, 1997-98, 2008-09)
Supercup Spanyol : 9 kali (1983, 1991, 1992, 1994, 1996, 2005, 2006, 2009, 2010)
Copa Liga Spanyol : 2 kali (1983, 1986)
Liga Champions : 3 kali (1996, 2006, 2009)
UEFA Cup : 3 kali (1958, 1960, 1966)
Winners Cup : 4 kali (1979, 1982, 1989, 1997)
Supercup Eropa : 3 kali (1992, 1997, 2009)
Copa Latina : 2 kali (1949, 1952) (bola/row)

kendy-mbedrex | Template by - Abdul Munir - 2008 - layout4all